Warung Bu Kus: Oase Sejuk di Hutan Siti Sundari, Lumajang

Anugrah Akhmad Nuhri

6/15/20253 min read

Tersembunyi di antara rimbunnya pepohonan damar di Hutan Siti Sundari, Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terdapat sebuah warung sederhana namun penuh cerita: Warung Bu Kus. Bagi para pelancong yang hendak menuju Ranu Pane atau Gunung Bromo dari arah Lumajang, warung ini bisa menjadi tempat persinggahan yang tak hanya mengenyangkan perut, tapi juga menyejukkan jiwa.

Warung Cak Nun, lebih dikenal warung Bu Kus bukan sekadar tempat makan biasa. Berdiri sejak tahun 2019, warung ini merupakan bagian dari kerja sama antara Perhutani dan masyarakat sekitar yang bertujuan mengembangkan kawasan Hutan Siti Sundari sebagai destinasi wisata keluarga. Udara yang sejuk, suasana hutan yang asri, serta berbagai fasilitas seperti area outbound dan wahana kuda poni, sempat menjadikan tempat ini sangat ramai dikunjungi sebelum pandemi melanda.

Warung bu Kus atau cak Nun di hutan Siti sundari (sumber : dokumentasi pribadi)

Sayangnya, pandemi COVID-19 yang menghantam dunia di tahun 2020 memaksa aktivitas wisata di berbagai tempat terhenti, termasuk di Hutan Siti Sundari. Perlahan tapi pasti, satu per satu warung dan fasilitas di kawasan ini berhenti beroperasi. Dari beberapa warung yang dulu turut meramaikan kawasan ini, hanya Warung Bu Kus yang tetap bertahan hingga kini.

Bu Kus, sang pemilik warung, adalah sosok yang ramah dan penuh semangat. Ia kerap menyambut setiap pengunjung dengan senyum hangat dan cerita-cerita seputar masa kejayaan tempat ini. "Dulu ramai sekali, sampai-sampai nyari tempat duduk saja susah," kenangnya. Kala itu, suara tawa anak-anak yang bermain di wahana outbound dan menaiki kuda poni menjadi pemandangan sehari-hari. Sekarang, wahana-wahana tersebut terbengkalai, banyak yang berkarat dan rusak akibat tak lagi digunakan.

Namun, meskipun situasi berubah drastis, semangat Bu Kus tidak padam. Warungnya tetap buka hampir setiap hari, kecuali jika ada keperluan keluarga yang tak bisa ditinggalkan. Tempatnya masih sama sejuk dan nyaman, dikelilingi pohon damar yang menjulang tinggi dan menghadirkan suasana yang menenangkan. Bagi para pengunjung yang datang dari perjalanan panjang, baik dari Bromo maupun yang hendak ke sana, warung Bu Kus adalah tempat ideal untuk melepas lelah.

area outbond di hutan Siti sundari (sumber : dokumentasi pribadi)

Di sekitar warung, terdapat pula mushola sederhana yang dibangun oleh Perhutani, sehingga pengunjung bisa beribadah dengan tenang sebelum melanjutkan perjalanan. Suasana di sini memang sangat mendukung untuk rehat sejenak—alami, damai, dan jauh dari hiruk-pikuk kota.

Menu yang disajikan Bu Kus pun sangat khas dan membumi. Berbagai masakan rumahan seperti sayur bening, sayur sop, telur ceplok atau dadar, ikan asin, serta aneka gorengan siap memanjakan lidah pengunjung. Namun, ada satu minuman andalan yang kerap menjadi favorit pengunjung: kopi jahe racikan Bu Kus. Rasa kopi yang pas berpadu dengan sensasi hangat jahe menjadikannya teman sempurna di tengah udara pegunungan yang dingin. “Kopinya pas, jahenya mantap,” ujar salah satu pengunjung yang menjadi pelanggan tetap.

Tidak hanya untuk sekadar makan dan minum, warung Bu Kus juga melayani pesanan makanan untuk mereka yang ingin berkemah di kawasan ini. Ya, Hutan Siti Sundari juga menjadi tempat favorit para pecinta alam untuk camping. Menginap di tengah alam dan menikmati sajian hangat dari warung Bu Kus tentu menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

Kini, kabar baiknya, Bu Kus tidak lagi sendiri. Sebuah warung baru telah dibuka di sebelah warungnya, menghadirkan nuansa baru dan membuatnya tak lagi merasa kesepian saat berjualan. “Setiap hari Sabtu dan Minggu tempat ini mulai ramai lagi, meskipun tidak seramai dulu,” ungkap Bu Kus. Kehadiran warung baru ini diharapkan mampu menarik lebih banyak pengunjung, sekaligus menjadi tanda kebangkitan wisata Hutan Siti Sundari pasca pandemi.

Bagi Anda yang sedang merencanakan perjalanan menuju Gunung Bromo melalui jalur Lumajang, sempatkanlah mampir ke Warung Bu Kus. Selain mengisi perut dengan makanan rumahan yang lezat, Anda juga akan pulang dengan hati yang hangat setelah merasakan keramahan dan ketulusan Bu Kus dalam melayani. Dalam kesederhanaan warung di tengah hutan, tersembunyi kisah keteguhan hati dan harapan akan kembalinya masa kejayaan.

mushola di hutan Siti sundari (sumber : dokumentasi pribadi)